Karakatau
(Karya: Egi Purnama)
Kau tercipta dari serpihan
Tetap saja tak mengalahkan keindahan
Tetaplah berdiri tegak dan kokoh
Teruslah menjadi nuansa keagungan
Ibumu telah pergi nunjauh
Anugerah ini dititipkan padamu
Pondasi batumu tetaplah perkasa
Menopang ditengah samudera
Jangan pernah kau menangis
Relakanlah kepergian ibumu
Asapmu menghiasi langit
Dukamu duka kita semua
Kami mohon kau tetap tegar
Berhentilah menangisi ibumu
Kembalilah dalam kedamaian
Demi bumi kita tercinta
Kami menyayangimu Krakatau
egy rumasta
Rabu, 16 Januari 2019
Minggu, 24 Desember 2017
Lirik Lagu Mars Porma
"MARS PORMA"
intro: G C
*chorus
C G
Ayo kawan mari
kita semua
F C
Tuangkan bakat kita dibidang olahraga
C F
Disinilah
tempatnya di UKM PORMA
C G C
UKM tercinta
milik kita semua
(kembali ke chorus)
*interludge
G C
Tunjukan potensimu
G C
Raihlah prestasimu
F
Rapatkan barisan
C
Hadapi tantangan
G C
Bersama kita maju menuju kemenangan
F
Rapatkan barisan
C
Demi persatuan
G C
Bersama kita maju menuju kemenangan
(kembali ke interludge)
Kamis, 17 Agustus 2017
Puisi - Bunga Surga (karya Egi Purnama)
Bunga Surga
(karya : Egi Purnama)
Terik cerah surya terpampang
Dihiasi senyum begitu manis
Canda, tawa nan riang
Terpancar aura sang gadis
Di upuk timur dikagumi
Relaksasi nyaman didekat
Hari terus berlalu
Sepanjang waktu terkenang
Senyum semanis madu
Tak berharap lalu
Kaulah bunga surge
Terhias jiwa raga
Burung merpati kian terjaga
Tiada hari tapaki canda
Terbangun dalam mimpi
Salhkah jika berharap
Terpukau selalu dihati
Cinta telah hinggap
Akankah selalu terulang
Takkan pernah air mata terurai
Diri t’lah dijajah cinta
Api berkobar tanpa bara
Dari barat terbawa doa
Setipa saat terbayang
Satu cinta
Terhingga bunga surga
Rabu, 08 Maret 2017
makalah sejarah perkembangan psikolinguistik
Sejarah perkembangan psikolinguistik
MAKALAH
Ditulis untuk memenuhi
tugas matakuliah
PSIKOLINGUISTIK
Disusun
oleh :
Nama : Egi Purnama
NIM : D 08130021
DIKSATRASIADA
FAKULTAS KEGURUAN DAL ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN 2017
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Sejarah Perkembangan Pikolinguistik”
untuk tugas matakuliah “Psikolinguistik”
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun selalu diharapkan dari semua pihak demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata Penulis sampaikan terimakasih
semoga Allah swt. Senantiasa meridhai segala usaha kita.Amin.
Pandeglang, Maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................
i
Daftar
Isi................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
1
1.2 Tujuan Penulisan..............................................................................................................
1
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................................
1
1.4 Metode Penulisan............................................................................................................. 1
1.5 Sistematika Penulisan......................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Psikolinguistik dalam linguistik.......................................................................................
3
2.2 Linguistik dalam psikologi................................................................................................ 4
2.3 Kerjasama psikologi dalam linguistik................................................................................ 5
2.4 Psikolingustik
dalam diiplin mandiri ................................................................................ 5
2.3 Tiga generasi dalam psikolinguistik.................................................................................... 6
BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP
3.1
Kesimpulan...................................................................................................................
8
3.2 Penutup.........................................................................................................................
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Meskipun
nama/istilah psikolinguistik baru muncul tahun 1954 dalam buku Thomas A. Sebeok
dan Charles E. Osgood yang berjudul Psychholiungstics : A Survey of Theory and
Research Problems, namun sebenarnya sejak zaman panini, ahli tata bahasa dari
India, dan Sokrates ahli filsafat dari Yunani, pengkajian bahasa dan berbahasa
telah dilakukan oleh orang. Pada abada yang silam terdapat dua aliran filsafat
yang aling bertentangan dan sangat mempengaruhi perkembangan linguistik dan
psikologi.
Pada awal mulanya,
psikolinguistik bermula dari adanya pakar linguistik yang berminat pada
psikologi, dan adanya pakar psikologi yang berkecimpung dalam lingusitik dan
pakar psikologi, dan kemudian munculah pakar-pakar psikolinguitik sebagai
diiplin mandiri.
1.2
Tujuan Penulisan
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sejarah perkembangan psikolinguistik
1.3. Rumusan
Masalah
Rumusan masalah yang terdapatdi dalam makalah ini
yaitu:
1. Bagaimana sejarah perkembangan psikolinguistik?
1.4. Metode Penulisan
Pencarian dan pengamatan yang
diambil dari berbagai sumber ilmu pengetahuan, diantaranya : buku
1.5. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari
tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Pada awal bagian awal
yaitu bagian cover, kata pengantar dan daftar isi. Kemudian pada bagian utama
penulis membagi tiga bab yaitu bab pertama merupakan pendahuluan yang teridir
dari :
1. Latar
belakang
2. Tujuan
Penulisan
3. Rumusan
Masalah
4. Metode
penulisan
5. Sistematika
penulisan
Bab
kedua berisi uraian, Bab ketiga merupakan kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Psikologi
dalam Linguistik
Dalam
sejarah kajian linguistik ada sejumlah pakar linguistik yang menaruh perhatian
besar pada psikologi. Von Humboldt (1767-1835), telah mencoba mengkaji hubungan
antara bahasa (linguistik) dengan pemikiran manusia (psikologi). Caranya,
dengan membandingkan tata bahasa dari bahasa-bahasa yang berlainan dengan
tabiat-tabiat bangsa-bangsa penutur bahasa itu. Tampaknya, Von Humboldt sangat
dipengaruhi oleh aliran rasionalisme. Dia menganggap bahasa bukanlah bahasa
bukanlah sesuatu yang sudah siap untuk dipotong-potong dan diklasifikasikan
eperti aliran empirisme. Menurut Von Humboldt bahasa itu merupakan suatu
kegiatan yang memiliki prinsip-prinsip sendiri.
Ferdinand
de Saussure (1858-1913). Beliau memperkenalkan tiga istilah tentang bahasa
yaitu language (bahasa yang pada umumnya bersifat abstrak) langue (bahasa
tertentu yangbbersifat abstrak) dan parole (bahasa sebagai tuturan yang
bersifat konkret). Dia menegaskan objek kajian linguistik adalah langue,
sedangkan objek kajian psikologi adalah parole. Hal ini dikatakannya karena dia
beranggapan segala sesuatu yang ada dalam bahasa itu pada dasarnya bersifat
psikologis.
Edward
sapir (1884-1939). Menurut Sapir, psikologi dapat memberikan dasar ilmiah yang
kuat dalam pengkajian bahasa. Beliau juga mengkaji hubunganb bahasa
(linguistik) dengan pemikiran (psikologi). Dari kajian itu beliau berkesimpulan
bahwa bahasa, terutama stukturnya, merupakan unsur yang menentukan struktur
pemikiran manusia.
Leonard
Bloomfield (1887-1949), dalam usahanya menganalisis bahasa telah dipengaruhi
oleh dua aliran psikologi yang saling bertentangan, yaitu mentalisme dan
behaviorisme. Disini beliau berpendapat bahwa berbahasa dimulai dari melahirkan
pengalaman yang luar biasa, terutama sebagai penjelmaan dari adanya tekanan
emosi yang sangat kuat.
Otto
Jespersen tlah menganalisis bahasa menurutt psikologi mentalistik yang juga
sedikit berbau behaviorisme, bahasa bukanlah uatu wujud dalam pengertian suatu
benda, melainkan uatu fungsi manusia sebagai lambang-lambang di dalam otak yang
melambangkan pemikiran atau yang membangkitkan pikiran.
2.2
Lingusitik
dalam Psikologi
Dalam sejarah perkembangan psikologi ada sejumlah pakar
yang menaruh perhatian pada linguistik. John Dewey (1859-1952), beliau telah
mengkaji bahasa dan perkembangannya dengan cara menafsirkan analisis linguistik
bahasa kanak-kanak berdasarkan prinip-prinsip psikologi. Jadi dengan pengkajian
kelas kata berdasarakan pemahaman kanak-kanak kita akan dapat menentukan
kecenderungan akal (mental) kanak-kanak yang dihubungkan dengan perbedaan
linguistik.
Karl
Buchler, beliau menyatakan bahasa manusia itu mempunyai tiga fungsi, yang
disebut Kungabe adalah tindakan komunikatif yang diwujudkan dalam bentuk
verbal. Appel adalah permintaan yang ditujukan kepada orang lain. Sedangkan
Darstellung penggambaran pokok masalah yang dikomunikasikan. Disini bahasa dipandang
sebagai simbol atau lambang. Dalam penggunaan bahasa salah satu dari ketiga
fungsi itu mungkin lebih domina namun, dartellung merupakan fungsi yang paling
umum.
Wundt
(1832-1920). Orang pertama yang mengembangkan secara sistematis toeri
mentalistik bahasa. Beliau menyatakan bahwa bahasa adalah alat untuk melahirkan
pikiran. Wundt berpendapat bahwa pada mulanya bahasa lahir dalam bentuk
gerak-gerik yang dipakai untuk melahirkan peraaan-perasaan yang sangat kuat
secara tidak sadar. Lalu terjadilah pertukaran antara komponen-komponen
perasaan ini dengan komponen-komponen akal mentalisme.
Watson
(1878-1958), menempatkan perilaku atau kegiatan berbahasa sama dengan perilaku
atau kegiatan lainnya. Pada mulanya Watson hanya menghubungkan perlikau
berbahasa yang implisit, yakni terjadi didalam pikiran, dengan yang eksplisit,
yakni yang berupa tuturan.
Weiss,
mengakui adanya aspek mental dalam bahasa. Namun, karena wujudnya tidak
memiliki kekuatan fisik, maka wujudnya itu sukar dikaji atau ditunjukan. Weiss
juga telah mengemukakan sejumlah masalah yang harus dipecahkan oleh linguistik
dan psikologi yang dilihat dari sudut behaviorisme, yaitu sebagai berikut
1)
Bahasa merupakan
suatu kumpulan respons yang jumlahnya tidak terbatas terhadap suatu stimulus
2)
Pada dasarnya
perilaku bahasa menyatukan anggota suatu masyarakat ke dalam organisasi gerak
saraf
3)
Perilaku bahasa
adalah sebuah alat untuk mengubah dan meragam-ragamkan kegiatan seorang sebagai
hasil warisan dan hasil perolehan
4)
Bahasa dapat
merupakan stimulus terhadap suatu respons atau sebaliknya
5)
Respons bahasa
sebagai stimulus pengganti untuk benda dan keadaan yang sebenarnya
2.3 Kerja Sama
Psikologi dan Linguistik
Kerja sama secara langsung diantar disiplin lingusitik
dan psikologi sebenarnya sudah dimulai sejak 1860, yaitu oleh Heyman Steinthal,
seorang ahli psikologi yang beralih menjadi ahli lingustik, dan Moritz Lazarus
eorang ahli linguitik yang beralih menjadi ahli psikologi. Menurut Steinhal,
sebuah ilmu psikologi tidak mungkin dapat hidup tanpa sebuah ilmu bahasa. Juga
dikatakannya bahwa satu-satunya jalan untuk masuk kedalam akal manusia adalah
melalui hukum-hukum asal bahasa dan bukan melalui pancaindra manusia.
Dasar-dasar psikolinguistik menurut beberapa pakar di dalam buku yang disunting
oleh Osgood dan Sebeok adalah sebagai berikut :
1)
Psikolinguistik
adalah suatu teori linguistik berdasarkan bahasa yang di anggap sebagai sebuah
sistem elemen yang berhubungan erat.
2)
Psikolinguistik
adalah satu teori pembelajaran (menurut teori behaviorisme( berdasarkan bahasa
yang di anggap sebagai satu sistem tabiat dan kemampuan yang menghubungkan
isyarat dengan perilaku.
3)
Psikolinguistik
adalah satu teori informasi yang menganggap bahasa sebagai sebuah alat untuk
menyampaikan suatu benda.
2.4
Psikolinguistik sebagai Disiplin Mandiri
Dalam
teorinya, Leshley menyatakan bahwa lahirnya suatu ucapan bukanlah merupakan
pertalian serentetan respons yang datangnya dari luar, melainkan merupakan
suatu kejadian akal yang serentak dan struktur sintaksis ucapan itu hanyalah
secara tidak langsung dihubungkan dengan bentuk urutannya.
Miller
mencoba memperkenalkan teori linguistik baru yang dirumuskan oleh Chomsky yaitu
teori generatif transformai kepada para pakar psikologi yang belum menyadari
adanya perkembangan yang sangat pesat dalam studi bahasa yang telah dicapai
oleh lingusitik untuk memupuk jalan kearah kerja sama selanjutnya.
Pada
awal perkembangannya, psikolinguistik sangat berbau neobehaviorisme terutama
yang mencoba menerangkan bahasa menurut kerangka Stimulus-Respons yang tidak
mentalis. Inilah tujuan utama psikolinguistik dewasa ini yang bersifat
kognitif, yang mengikuti satu evaluasi dalam pengkajian bahasa.
2.5 Tiga
Generasi dalam Psikolingusitik
a.
Psikolinguistik
Generasi Pertama
Psikolinguistik generasi
pertama adalah pikolinguistik dengan para pakar yang menulis artikel dalam
kumpulan karangan. Sebeok sebagai dua tokoh linguistik generasi pertama titik
pandangnya berkaitan dengan aliran behaviorisme (aliran perilaku) atau lebih
tepat lagi dengan aliran neobehaviorisme. Namun, psikolinguistik memang
dianalisis oleh Osgood dan Sebeok tetap bergayut dengan proses perilaku dari
aliran behaviorisme.
L. Bloomfield yang menerima dan
menerapkan terori-teroti perilaku dalam analisis bahasa. Teknik analisis bahasa
dan pandangannya tentang hakikat bahasa sama dengan pandangan dan teori
psikologi yang berlaku. Aliran behaviorsme dalam psikologi merupakan suatu
aliran empiris, pandangan ini juga diterapkan dalam proses pemerolehan bahasa.
b.
Psikolinguistik
Generasi Kedua
Untuk dapat memahami lebih baik
psikolinguistik generasi kedua melalui pernyataan G.S Miller dan Noam Chomky adalah sebagai
berikut :
1)
Dalam komunikasi
verbal, tidak semua ciri-cirin fisiknya jelas dan tidak semua ciri-ciri yang
terang dalam ujaran mempunyai representai fisik.
2)
Makna sebuah
tuturan tidak boleh dikacaukan dengan apa yang ditujukannya. Makna adalah
sesuatu yang sangat kompleks yang menyangkut anathubungan simbol-simbol atau
lambang-lambang satu respons yang terpenggal-penggal terlalu menyederhanakan
kekayaan makana atau makna secara keseluruhan
3)
Makna sebuah ujaran
bukannalh makna dari kata-kata yang tersusun memahami makna sebuah ujaran
berarti memahami apa yang ada dalam otak sipenutur.
4)
Struktur sintaksis
sebuah kalimat terdiri dari satuan-satuan yang menentukan interaksi antar
makna-makna kata yang terdapat dalam kalimat tersebut.
5)
Jumlah kalimat dan
jumlah makna yang diejawantahkan dengan bahasa terbatas jumlahnya.
6)
Harus dibedakan
antara penndeksripsian sebuah bahasa dan pendksripsian pemakai bahasa.
7)
Adanya komponen
biologis yang bear untuk menentukan kemampuan berbahasa
c.
Psikolinguistik
Generasi Ketiga
Psikolinguistik generasi kedua
menyatakan bahwa analisis mereka bahasa telah melampaui batas kalimat. Namun,
kenyataannya analisis mereka hanya sampai pada anlisis hubungan antara kalimat
dan pada kalimat saja, belum sampai pada wacana. Beberapa konsep yang
berhubungan dengan analisis topik-topik telah diintroduksikan, namun tetap
tidak ada kelanjutannya.
Subsistem
Linguistik
|
Tataran
Rancangan Psikolinguistik
|
Analisis wacana
|
Ø Rancangan wacana
Ø Rancangan intonasi
|
Sintaksis kalimat
|
Ø Rancangan sintaksis
|
Kaidah leksikal
|
Ø Rancangan pemilihan leksikal
|
Kaidah morfofonemik
|
Ø Rancangan morfofonemik
|
Kaidah fonologi
|
Ø Rancangan fonetik dan mototris
|
Ciri-ciri psikolinguistik generasi ketiga adalah sebagai
berikut :
1)
Orientasi mereka
kepada psiokologi, tetapi bukan psikologi perilaku.
2)
Keterlepasan mereka
dari kerangka “psikolinguistik kalimat” dan keterlibatan dalam psikolinguistik
yang berdasarkan situasi dan konteks.
3)
Adanya satu
pergeseran dari analisis mengenai proses ujaran yang abstrak ke satu analisis
psikologis mengenai komunikasi dan pemikiran.
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam
sejarah kajian linguistik ada sejumlah pakar linguistik yang menaruh perhatian
besar pada psikologi. Von Humboldt (1767-1835), telah mencoba mengkaji hubungan
antara bahasa (linguistik) dengan pemikiran manusia (psikologi). Caranya,
dengan membandingkan tata bahasa dari bahasa-bahasa yang berlainan dengan
tabiat-tabiat bangsa-bangsa penutur bahasa itu. Tampaknya, Von Humboldt sangat
dipengaruhi oleh aliran rasionalisme. Dia menganggap bahasa bukanlah bahasa
bukanlah sesuatu yang sudah siap untuk dipotong-potong dan diklasifikasikan
eperti aliran empirisme. Menurut Von Humboldt bahasa itu merupakan suatu
kegiatan yang memiliki prinsip-prinsip sendiri.
Karl Buchler, beliau menyatakan bahasa manusia itu
mempunyai tiga fungsi, yang disebut Kungabe adalah tindakan komunikatif yang
diwujudkan dalam bentuk verbal. Appel adalah permintaan yang ditujukan kepada
orang lain. Sedangkan Darstellung penggambaran pokok masalah yang
dikomunikasikan. Disini bahasa dipandang sebagai simbol atau lambang. Dalam
penggunaan bahasa salah satu dari ketiga fungsi itu mungkin lebih domina namun,
dartellung merupakan fungsi yang paling umum.
3.2 Penutup
Pada kenyataannya pembuatan makalah ini masih
bersifat sangat sederhana dan singkat, serta dalam penyusunan makalah ini masih
memerlukan kritik ataupun saran yang membangun untuk penulis
DAFTAR PUSTAKA
1. Chaer, Abdul. Psikolingusitik Kajian Teoretik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2009
Langganan:
Postingan (Atom)